Senin, 19 Januari 2009

COMMEMORER

Segelas kopiku tak mampu redam geram
Berbatang rokok justru memprovokasi gundah
Liputan berita mendidihkan darah
Sementara sajakku tak lagi bergairah

Berjuta jiwa telah mengutuk
Kau kira Tuhan akan simpatik?
Beratus bendera telah kau baker, kau injak
Justru menambah murka semakin memuncak!

Baiknya kulepas pena ini
Biar kubasuh wjah amarah ini
Dinginkan hatiku dengan air suci
Menghampar sajadah, kurapal mantra sakti

Ingat, Muhammad diludahi justru beri senyum
Ingat, Almasih ditampar justru berikan pipih sebelahnya lagi
Ingat, murid Gautama rela berikan tubuhnya pada serigala
Ingat, api bukan dibalas dengan api..tapi air

www.komunitasseni-sekonol.blogspot.com
11.01.09

Label:

Sabtu, 17 Januari 2009

nyanyian anak-anak palestina di gaza

mereka menguliti tubuh
dan memotong lidah kami dengan gembira
sementara hati kami tak jua kering oleh darah
menjeritkan kerinduan yang aneh
soal cinta dan pengharapan
maka lihatlah, kami terbantai
pada siang yang cerah
dalam cahaya
yang seharusnya mengalirkan karunia

lubang yang mereka gali di kepala kami
adalah saksi ketika mereka dengan dingin
mengisap ubun-ubun kami
memusnahkan segala
kenangan dan impian
dan telah mereka putus segala jalan
menuju nurani

bahkan sia-sia kami melambai dari jendela
udara telah dipenuhi serangga beracun
yang dengan rakus mengunyah bunga-bunga
di atas liang kubur yang mereka gali
untuk kami bahkan sebelum takdir!

nanoq da kansas

Label:

Jumat, 16 Januari 2009

Menanti Abaabiil

Bocah kecil bertudung menatap langit
berdiri sendiri pada puncak bukit
tetap berdiri meski dentuman meriam dekat sekali
masih menunggu meski rentetan peluru berdesing jutaan kali

mata beningnya masih menatap langit
meski kakinya mulai bergetar menunggu lama
ledakan berikutnya renggut bunda
desing sebelumnya ayah jadikan sekarat

bocah kecil bertudung bernama Gaza
masih menatap langit pada puncak bukit
lelah memaksanya agar menyerah saja
keraguan mulai racuni imannya yang bulat

kini menyerah namun masih bertopang pada lutut
air mata menyapu debu pada pipi mudanya
"Tuhan... mengapa tak kau kirim burung abaabiil yang membawa batu api dari neraka Sijiil?
mengapa tak kau binasakan saja pasukan gajah ini?
Yaa...Allah... Faja`alahum ka`asfimmakul*"



-koelit ketjil-
www.timoerlaoetnoesantara.blogspot.com
inspired by Q.S Al Fiil

* maka Dia menjadikan mereka seperti daun- daun
yang dimakan (ulat).

Label:

Senin, 12 Januari 2009

SYAIR UNTUK PALESTINA

Ya Allah,
Dalam sebuah layar kaca, hatiku bertanya
apakah keadilan itu perlu diabaikan
Sekelompok manusia, laki-laki, perempuan
bahkan beberapa anak kecil
bertengger di perut ibunya
terduduk di atas genangan air mata
Aku tidak mengutip kilasan berita yang jarang dinikmati,
tapi lihatlah, beberapa orang terkelupas kulitnya
beberapa lainnya mengelupas kulit punggung penderitaan
sambil mengelupas luka-luka kemarin sore


Peluru yang ditembakkan ke udara
Adalah gambaran nasib-nasib mereka
Segumpal darah membeku, sumber perdamaian
Di antara jerit hati,
isak tangis dan retakan tanah kelahiran
Perjanjian tercipta dari keserakahan kata
Penderitaan hidup mengkristal pada puncak
Energi perjuangan. Sebuah bendungan tebal kokoh
Dan bom-bom waktu yang ingin meledakkan diri
belum juga sungai-sungai yang mengalirkan darah
ke muara-muara sunyi jauh penjuru semesta
akan mengeras. Seperti ombak
yang senantiasa digarami waktu


Di lembah negara-negara yang masih perawan
Mereka menanggalkan jubah dan status, merangkai, menyambung, menjahit dan merajut kulit penderitaan, menjadi hiasan ornamen kehidupan
Darah yang keluar menetes perlahan
ketika jarum jam mengeratkan
mereka oleskan untuk menghitung angka-angka
usia ketidakmapanan
Tercium anyir darah dan bau lumpur tercemar amis
Tapi kanpankah tanah kelahiran akan kembali
Tak jumpai jawaban berarti
hanya danau airmata menggenang


Palestina,
Negeri sempit, pendudukmu bagai angsa-angsa putih,
dan sebuah nilai perjuangan berkobar di atas jantungmu
Belum juga ada kedamaian atau kemerdekaan berdentang
Yang ada hanya mereka dengan kata-kata zionism-nya
Menoreh darah derita pada permukaan pasir suci
Hanya kau, Palestina, dengan sebutir peluru di dada
menghirup nafaspun sesak,
letusan dan kedamaian beku


Masya Allah,
Berpuluh tahun para peserakah datang dan pergi
mengumbar angkara
Perang, puing-puing, mayat-mayat, bangkai berserakan
Sebuah perjanjian tak berarti akan selesaikan nasibnya
di belantara negeri yang sedang terbakar
Pion-pion perdamaian kini tak lagi berpacu
Sementara anjing zionis menyalak berdalih
Dan pioner itupun menundukkan kepala
di atas bukit pyramid
dengan teriakan melengking seperti jeritanmu
yang diberondong seribu peluru


Palestina,
Adalah bukti kekusutan pikiran logika kita
Adalah keangkuhan dan ketakberdayaan kita
Adalah nurani keimanan kita yang terkoyak
Adalah kepanikan manusia atas diri sendiri,
dibodohi, diingkari, dinodai
di atas selembar perjanjian tak berujung


Akupun memandang pada kita yang berperasaan tolol dan tidak jelas ejaannya, namun aku juga melihat wajah mereka sedemikian polosnya, tidak tampak bahagia, juga bergelimang putus asa


Hatiku berkecamuk ketika kudengar mulut-mulut peserakah berkoar
sehingga paha mulus zionis sekarang
menantangku berkelahi
di tanah Gaza yang terbangun
oleh benteng-benteng kemurkaan


Ya Allah,
Di ujung pernyataan ini,
kukatakan bahwa Kau sangat diplomatis
karena kau pulalah yang dulu mengilhami
dan mengajarkan dialektika
pada kaum-kaum perusak perdamaian
dalam permainan selembar kulit kertas
tereja mulut cincin


Namun sesungguhnya, mereka sekedar ingin belajar mengerjakan apa yang tidak Kau sukai serta meninggalkan apa yang Kau sukai


Dalam tujuan apa, aku masih belajar mencari tahu
Tapi … dalam jalan-Mu yang penuh lorong panjang
di situlah keadilan-Mu bertitel Maha bertahta
Kau janjikan status Maha Pemurah dan Maha Keadilan.

Doblank

http://puisidoblank.blogdetik.com

Sabtu, 10 Januari 2009

Twilight Zone

Beberapa orang mengangkat tubuhku tergesa-gesa
Menaikanku pada sebuah pesawat
Suara mesin menderu, aku hanya pasrah
Dibawanya aku naik tinggi sekali
inikah batas surga dan dunia
dari sini semuanya terlihat begitu kecil
ingin rasanya kembali ke bumi
melihat dari dekat di bawah sana
rupanya terkabulkan pintaku
mungkin ini permintaan terakhirku
aku melayang lepas menjauhi pesawat pengangkutku
meluncur deras dekati hasratku
tapi mengapa semua terlihat kacau?
asap dan kehancuran dimana-mana
ah, disana aku bisa singgah tuk bertanya
baru saja hendak ku bertanya
tiba-tiba terdengar ledakan
tubuhku pecah berantakan

..... rupanya aku penyebab kekacauan ini......

-pecinta damai-

Jumat, 09 Januari 2009

Deret Garis Kematian

foto di copy dr ; www.kajianislam.net

Satu garis lagi kutambah
Deret empat garis sejajar dan satu melintang
Satu garis lagi kutambah
Bertambah banyak lagi deret garis sejajar dan melintang

Kali ini kubuat dua puluh garis sejajar dan lima melintang
Bertambah lagi deret garis sejajar dan melintang
Sudah lebih dari separuh papan tulis
Masih juga harus ditambah deret garis

Papan tulisku penuh dengan deret garis
Kapurku ludes tak tersisa
Aku pun jenuh membuat deret garis
tapi masih juga harus ditambah deret garis yang sama

Satu garis lagi kutambah
Deret empat garis sejajar dan satu melintang
Kali ini kutulis pada dinding
Tidak dengan kapur melainkan darah

Kaloran pena, 09.01.01
www.timoerlaoetnoesantara.blogspot.com

Kotak Kaca Bersedih

Sekotak kaca bergambar tayangkan perang
Sekotak kaca bersuara ceritakan jeritan
Sekotak kaca ceritakan suara jeritan
sekotak kaca tayankan gambar perang

kupindahkan channel, kotak itu masih bergambar sama
kupindahkan saluran, kotak itu mash bersuara sama
kupindahkan kestasiun lain, gambar dan suara masih sama
kupecahkan kotak kaca itu.. darah menetes menyuarakan jeritan


Morning Break (Pagi yang pecah)

Pagi ini aku yakin semalam aku bermimpi
mimpi semalam cukup seram
tapi sekarang hari sudah pagi
jadi semalam hanya bermimpi seram

kuhirup kopi panas dari gelas kaca
betapa terkejutnya aku, hancur TV ku!
darah menetes dari situ
membentuk kata.... G A Z A


-Jogja, 10 Jan 2009-
sexy_drupadi@yahoo.com

Kamis, 08 Januari 2009

Untukmu saudaraku

Maaf kan aku saudaraku
bukan saja diri ini tapi hati juga berserah

Semua tertinggal dalam nyata
membasuh luka yang kian terasa sakit
disini luka itu akan kubalut dengan selebar doa
agar seribu malaikat menjagamu disana
menghancurkan kemurkaan dari dunia selamanya

Tangismu adalah tamparan diwajahku
sakit, tak sesakit yang kau rasakan
tapi aku meminta kepada Tuhan agar menyelimutimu dengan kedamaian
membawa kabar gembira untuk saudaraku yang lara

Tuhan, bila ini cobaan tolong beri mereka kekuatan
bila ini murka-Mu tolong ampunkanlah
bila ini bukan kuasa-Mu, bantulah mereka
Tuhan, selimutilah bumi Palestina dengan jubah damai-Mu


- Kang -

- http://megamerahkelabu.blogspot.com -

- Bantul, 8 januari 2008 -

Senja Sore di Palesina

Senja sore dipalestina
terdiam membisu
ketika rudal - rudal mulai membabibuta
menghujam kesucian pasir tepian surga

;batu - batu kecil adalah amunisi yang tersisa
dengan semangat yang berkobar,
lemparkan doa yang terpendam untuk kemurkaan- pasti binasa

Jeritan dan tumpahan kesedihan menyelimuti dunia
tangisan kami
jeritan kami
adalah doa - rudal kemanusian, saudara yang terluka
kami satu.

Senja sore dipalesitina
terdiam seribu bahasa
ketika para syuhada melambaikan tangannya
hidup kekal disurga

Senja sore dipalestina
berdoa untuk kedamaian Dunia
cucuran air mata dari surga membasahi luka fulan
dari bibirnya berbisik
"surga memanggilku"
kepergiannya adalah kekal dan taman - taman emas menanti
untuk para syuhada,
bukan luka selamanya
senja sore dipalestina



- kang -

- http://megamerahkelabu.blogspot.com -

- Bantul, 8 januari 2008 -

Rabu, 07 Januari 2009

TUHAN KAWAN TUAN

Tuhan… di puing ini kami berkeping-keping
Tuhan… di tanah harapan ini kami berdarah
Tuhan… di negeri sengketa ini kami menderita
Tuhan… di dunia ini kami berdoa

Tuhan bolehkah aku meminta agar aku tuli?
Aku tak kuat mendengar dentum dan jerit
Tuhan kabulkan doaku, butakan mataku
Aku tak ingin melihat Abah dan Ummi sekarat

Kawan, kuyakin kalian tak buta
Tapi aku ingin buta saat ini
Kawan, aku dengar kalian tidak tuli
Tolong doakan aku agar Tuhan tulikan aku

Tuan, aku paham kau kuat
Bahkan lengan kecil ini tak mampu lontarkan batu rapuh
Tuan, tak kuragukan kekuasaanmu
Tapi tuan pernah berpuasa dari nafsumu?

Benarkah Tuhan Kawan Tuan??



-koelit ketjil-
www.timoerlaoetnoesantara.blogspot.com
-Banten 9 Januari 2009,Hanya bisa menangis untuk Gaza

Harapan Bocah Gaza


Seorang bocah bertudung merah berdarah

Berlari tak peduli dentuman

Tak peduli tudung terkoyak

Tak beralas kaki penuh luka..penuh darah


Ledakan mortar tak surutkan lajunya

Sedikit berkelit hindari desing peluru

Tak perlu berlindung ketika rudal melesat

Matanya tajam nanar menatap kedepan, berlari menuju harapan


Seorang bocah bertudung merah berkaki kecil

Terus berlari tajamkan mata, tutup telinga

menerobos asap hitam buncahkan darah saudaranya

Harapan hidupnya berada di garis perbatasan


Berlari tak peduli dentuman

Matanya tajam.. berkari menuju harapan

Kali ini tubuhnya melemah tersangkut kawat berduri

Diseberang gerbang harapan hanya membisu, menatap tubuh bocah bertudung merah berdarah…darah…


-Koelit ketjil-

www.timoerlaoetnoesantara.blogspot.com

-Banten 7 Januari 2009, saat berita bantuan kemanusiaan terhambat di perbatasan Mesir-